Kimia Dasar - Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

 

Laju Reaksi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, tanpa disadari ada berbagai macam reaksi kimia yang terjadi. Reaksi kimia sendiri berjalan pada tingkat yang berbeda-beda. Ada reaksi kimia yang berlangsung sangat cepat, adapula reaksi kimia yang berlangsung sangat lambat. Contohnya seperti penghancuran kaleng bekas oleh sinar matahari membutuhkan waktu yang sangat lama, bahkan bertahun-tahun. Beberapa reaksi lain berjalan sangat cepat, misalnya petasan yang sangat mudah meledak. Reaksi kimia berlangsung dalam laju yang berbeda-beda.

Laju reaksi adalah laju pengurangan konsentrasi molar pereaksi atau laju pertambahan konsentrasi molar hasil reaksi dalam satuan waktu. Laju reaksi menyatakan molaritas zat terlarut dalam reaksi yang dihasilkan setiap detik. Hubungan kuantitatif antara konsentrasi pareaksi dengan laju reaksi dinyatakan dalam suatu persamaan, yaitu persamaan laju reaksi (Anonim, 2004).  Reaksi kimia dapat dipercepat dan diperlambat dengan cara memberi perlakuan tertentu. Beberapa perlakuan yang dapat mempengaruhi kecepatan terjadinya reaksi dinamakan faktor-faktor yang mempengaruhi capat lambatnya reaksi.

Berdasarkan latar belakang diatas, untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi cepat atau lambatnya suatu reaksi, maka dilaksanakanlah Praktikum kimia Dasar dengan judul Faktor-Faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

1.2.       Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi, besar partikel, dan temperatur atas laju reaksi

1.3.       Manfaat

Praktikum ini bermanfaat untuk menambah wawasan bagi para mahasiswa mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi laju reaksi

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Laju atau kecepatan didefinisikan sebagai jumlah suatu perubahan tiap satuan waktu. Satuan waktu dapat berupa detik, menit, jam, hari atau tahun. Dalam reaksi kimia, perubahan yang dimaaksud adalah perubaahan konsentrasi pereaksi atau produk. Seiring dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat pereaksi akaan semakin sedikit, sedangkan produk makin banyak. Laju reaksi dinyatakan sebaagaai laju berkurangnya pereaksi atau laju bertambahnya produk. Satuan konsentrasi yang digunakan adalah Molaritas (M) atau mol per-liter (mol.L-1). Satuan waktu yang digunakan biasanya detik (dt). Sehingga laju reaksi mempunyai satuan mol per liter per detik (mol.L-1.dt-1 atau M.dt-1) (Anonim, 2004).

Semakin besar molaritas larutan yang direaksikan, maka laju reaksinya juga semakin besar (Summer, 2012). Pada reaksi heterogen (wujudnya berbeda) luas permukaan sentuhan mempengaruhi laju reaksi. Semakin kecil ukuran partikel zat padat, maka total luas permukaan sentuhan zat padat tersebut semakin luas (Sasmita, P.B. 2011). Pada suhu tertentu, ada molekul-molekul yang bertabrakan secara efektif dan tidak efektif. Dengan kata lain, ada tabrakan yang menghasilkan reaksi kimia, ada pula yang tidak menghasilkan reaksi kimia. Meningkatkan suhu reaksi sama dengan menambah energi. Hal ini akan mengakibatkan molekul bergerak lebih cepat dan tabrakan makin sering terjadi. Benturan antar molekul yang mempunyai energi kinetik yang cukup tinggi itu menyebabkan reaksi kimia makin banyak terjadi. Hal ini menandakan laju reaksi semakin tinggi (Anonim, 2004). Temperatur pereaksi mempengaruhi cepat lambatnya laju reaksinya (Masyitah, 2016).


BAB III

PROSEDUR KERJA

2.1.       Tempat dan Waktu

 Praktikum faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dilaksanakan di Laboratorium Kimia pada 11 Oktober 2016, pukul 07.30 -  09.30 WIB.

2.2.       Alat dan bahan

Percobaan pertama - pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi. Percobaan kali ini menggunakan reaksi antara granit halus dan asam klorida. Alat yang digunakan yaitu balon 4 buah, tabung rekasi 4 buah, dan stopwatch. Bahan yang digunakan yaitu granit halus 4 gram dan larutan asam klorida 8 ml (1 M, 2 M, 3 M, dan 6 M). Percobaan kedua - pengaruh besar partikel terhadap laju reaksi. Percobaan kali ini menggunakan reaksi antara kalium karbonat dan asam klorida. Alat yang digunakan yaitu balon 2 buah, tabung reaksi 2 buah, mortar dan alu. Bahan yang digunakan yaitu I gram granit halus, 1 gram granit kasar, dan larutan assam klorida. Percobaan ketiga - pengaruh temperatur terhadap laju reaksi. Percobaan kali ini menggunakan reaksi antara natrium tiosulfat dan asam klorida. Alat yang digunakan yaitu pipet tetes, tabung reaksi 2 buah, stopwatch, kertas, penjepit, dan pembakar bunzen. Bahan yang digunakan yaitu larutan natrium tiosulfat 0,2 M dan asam klorida 3 M.

2.3.       Prosedur Kerja

Percobaan pertama - pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi (reaksi antara batu granit halus dengan asam klorida). Cara pengerjaannya yaitu isikan batu granit halus sebanyak 1 gram ke dalam balon. Kemudian pasang balon itu pada tabung reaksi yang mengandung 8 ml larutan asam klorida 1 M. Jalankan stopwatch tepat pada saat granit itu dijatuhkan ke dalam larutan asam klorida dan hentikan stopwatch itu tepat pada saat balon itu dapat berdiri. Lakukan hal yang sama dengan larutan asam klorida 2 M, 3 M, dan 6 M.

Percobaan kedua - pengaruh besar partikel terhadap laju reaksi (reaksi antara kalium karbonat dan asam klorida). Cara pengerjaannya yaitu isi balon dengan 1 gram granit butiran dan pasang balon itu pada tabung reaksi yang sebelumnya telah diisi dengan 8 ml asam klorida 1 M. Reaksikan batu granit butiran dengan menjatuhkannya di dalam asam klorida. Ukur waktu yang diperlukan agar balon terisi dengan karbondioksida. Lakukan hal yang sama dengan granit yang telah dihaluskan.

Percobaan ketiga - pengaruh temperatur terhadap laju reaksi (reaksi antara natrium tiosulfat dan asam klorida). Cara pengerjaannya yaitu, buat tanda hitam pada sehelai kertas putih dan tempatkan sebuah tabung reaksi diatas tanda itu. Kedalam tabung itu bubuhkan 2 tetes larutan natrium tiosulfat 0,2 M dan 2 tetes larutan asam klorida 3 M. ukur waktu yang diperlukan untuk mengaburkan tanda hitam. Kemudian kedalam tabung reaksi lain bubuhkan 2 tetes larutan natrium tiosulfat 0,2 M dan celupkan tabung itu selama 10 detik dalam air mendidih. Kemudian taruh tabung itu diatas tanda hitam tadi, bubuhkan 2 tetes asam klorida 3 M, dan amati waktu yang diperlukan untuk mengaburkan tanda hitam itu. Catat semua pengamatan pada lembaran pengamatan dan terangkan hasil-hasil yang di dapat.

 

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.       Pengaruh Konsentrasi terhadap Laju Reaksi

Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa perbedaan konsentrasi asam klorida mengakibatkan perbedaan laju reaksi yang ditimbulkan berbeda pula. Hal ini terlihat dari balon yang diletakkan diatas tabung reaksi. Ada balon yang terisi udara lebih cepat, adapula yang lebih lambat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:

Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi
Gambar 1. Pengaruh Konsentrasi terhadap Laju Reaksi

Anonim (2004) menjelaskan bahwa perubahan molekul pereaksi dapat berpengaruh pada laju suatu reaksi. Bila konsentrasi pereaksi diperbesar dalam suatu reaksi, berarti kerapatannya bertambah dan akan memperbanyak kemungkinan tabrakan, sehingga akan mempercepat laju reaksi. Hal ini sesuai dengan pendapat Summer (2012) bahwa suatu larutan dengan molaritas tinggi tentu mengandung molekul-molekul yang lebih rapat bila dibandingkan dengan molaritas larutan rendah. Larutan dengan molarita tinggi merupakan larutan pekat dan larutan dengan molaritas rendah merupakan larutan encer. Pada larutan pekat, letak molekulnya rapat sehingga sering terjadi tumbukan bila dibanding dengan larutan encer. Jika molaritas larutan yang direaksikan semakin besar, maka laju reaksinya juga semakin besar. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi, maka laju reaksi semakin cepat.

4.2.       Pengaruh Besar Partikel terhadap Laju Reaksi

Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa larutan kalium karbonat dan asam klorida yang dicampur dengan granit halus bereaksi lebih cepat bila dibandingkan dengan yang dicampur dengan granit butiran. Hal ini dapat dilihat dari balon yang terpasang pada tabung reaksi. Walaupun udara yang terisi tidak sampai membuat balon berdiri tegak, namun dapat diketahui bahwa larutan yang dicampur granit haluslah yang banyak terisi udara dengan waktu 07 menit 20 detik. Berikut adalah gambar hasil praktikum pengaruh besar partikel terhadap laju reaksi:

Pengaruh Besar Partikel terhadap Laju Reaksi
Gambar 2. Pengaruh Besar Partikel terhadap Laju Reaksi

Hasil pengamatan yang diperoleh sesuai dengan pendapat Anonim (2004) bahwa pada campuran pereaksi yang heterogen, reaksi hanya terjadi pada bidang batas campuran yang selanjutnya disebut bidang setuh. Oleh karena itu, semakin luas bidang sentuh maka reaksi yang ditimbulkan akan makin cepat. Makin halus ukuran kepingan zat padat, makin luas pula permukaan dan bidang sentuhnya dengan asam klorida, sehingga jumlah tumbukannya pun semakin besar. Artinya makin kecil ukuran, makin luas permukaannya, makin banyak tumbukannya, makin cepat terjadinya reaksi. Sasmita, P.B. (2011) juga menyatakan bahwa pada reaksi heterogen (wujudnya berbeda) luas permukaan sentuhan mempengaruhi laju reaksi. Semakin kecil ukuran partikel zat padat, maka total luas permukaan sentuhan zat padat tersebut semakin luas.

4.3.       Pengaruh Temperatur terhadap Laju Reaksi

Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa titik hitam yang digosok dengan tabung reaksi berisi larutan natrium tiosulfat dan asam klorida pada temperatur panas memberikan reaksi yang lebih cepat bila dibandingkan dengan temperatur normal. Pada temperatur normal titik hitam memudar dalam waktu 12 menit 14 detik, sedangkan pada temperatur panas hanya membutuhkan waktu 11 menit 03 detik. Berikut adalah gambar titik hitam yang digosok dengan temperatur normal dan panas:

Pengaruh Temperatur terhadap Laju Reaksi

Gambar 3. Pengaruh Temperatur terhadap Laju Reaksi

Pengaruh temperatur terhadap laju reaksi juga dijelaskan oleh Anonim (2004) bahwa umumnya kenaikan suhu mempercepat reaksi dan sebaliknya penurunan suhu memperlambat reaksi. Pada suhu tertentu, ada molekul-molekul yang bertabrakan secara efektif dan tidak efektif. Dengan kata lain, ada tabrakan yang menghasilkan reaksi kimia, ada pula yang tidak menghasilkan reaksi kimia. Meningkatkan suhu reaksi sama dengan menambah energi. Hal ini akan mengakibatkan molekul bergerak lebih cepat dan tabrakan makin sering terjadi. Benturan antar molekul yang mempunyai energi kinetik yang cukup tinggi itu menyebabkan reaksi kimia makin banyak terjadi. Hal ini menandakan laju reaksi semakin tinggi. Masyitah (2016) juga menyatakan bahwa semakin tinggi temperatur pereaksi, maka makin cepat laju reaksinya.

 

BAB V

PENUTUP

5.1.       Kesimpulan

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi diantaranya konsentrasi, ukuran partikel dan temperatur. Laju reaksi akan semakin cepat jika konsentrasi semakin besar, ukuran partikel semakin kecil dan temperatur semakin meningkat.

5.2.       Saran

Dalam melaksanakan kegiatan di laboratorium, sebaiknya agar tetap menjaga keamanan dan keselamatan kerja dengan menggunakan alat pelindung yang memadai seperti masker, sarung tangan, baju  praktikum, dan peralatan pendukung lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2004. Laju Reaksi. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan Nasional.

 

Masyitah, .(2016). Kimia kelas xi/lajureaksi/faktor yang mempengaruhi laju reaksi.https://masyitahkimia.wordpress.com/kimia-kelas-xi/lajureaksi/factor-yang-mempegaruhi-laju-reaksi. Diakses pada hari minggu, 16 Oktober 2016. Pukul 13.28 WIB

 

Sasmita, P.B. 2011. Pengaruh Luas Permukaan. http://sasmitapengaruhluaspermukaan.blogspot.co.id/ Diakses pada hari Minggu, 16 Oktober 2016. Pukul 13.19 WIB.

 

Summer, U. 2012. Laporan Kimia Faktor - Faktor yang. http://uliesummer.blogspot.co.id/2012/12/laporan-kimia-faktor-faktor-yang.html. Diakses pada hari Minggu, 16 Oktober 2016. Pukul 12.59 WIB.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biokimia_Protein (Kelarutan Asam Amino dan Uji Ninhidrin)

Biokimia_Karbohidrat (Uji Peragian dan Uji Iodin)

Pemeriksaan Kesegaran Air Susu