Kimia Dasar - Kromatografi

 

Kromatografi Kertas

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang

Manusia memerlukan bahan makanan untuk kelangsungan hidupnya. Bahan makanan pada umumnya terdiri dari zat-zat kimia, baik yang terbentuk secara alami maupun buatan. Pada umumnya penentuan mutu bahan makanan sangat tergantung pada beberapa faktor, diataranya cita rasa, warna, tekstur dan nilai gizinya. Warna merupakan faktor yang tampak lebih dahulu dan terkadang sangat menentukan mutu dari makanan. Selain itu, warna juga menjadi indikator kesegaran atau kematangan. Baik atau tidaknya cara pengolahan ataupun cara pencampuran dapat ditandai dengan adanya warna yang seragam dan merata (Winarno, 1989).  Zat warna sintetis merupakan bahan tambahan yang digunakan untuk memberi warna pada makanan atau minuman yang terdiri dari zat warna alami dan sintetis. Menurut Triwahyuni dan Susilowati (2005), zat warna dapat diuji secara kualitatif dengan metode kromatografi kertas.

Kromatografi kertas merupakan contoh kromatografi partisi dalam bentuk planar yang sudah sangat konvensional (Rubiyanto, 2016). Teknik ini umumnya digunakan untuk menjelaskan teknik kromatografi secara mudah, karena sistem kromatografinya sangat sederhana. Kromatografi kertas hanya menggunakan sepotong kertas, tinta warna dan pelarut dalam suatu bejana saja. Pemisahan sederhana suatu campuran senyawa dapat dilakukan dengan kromatografi kertas, prosesnya dikenal sebagai analisi kapiler dimana lembaran kertas berfungsi sebagai pengganti kolom. Hasilnya berupa pita-pita berwarna yang terlihat (kromatografi).

Berdasarkan latar belakang diatas, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai teknik kromatografi kertas, maka dilaksanakanlah Praktikum kimia Dasar dengan judul Kromatografi.

1.2.       Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara memisahkaan dan mengidentifikasikan campuran berbagai jenis tinta pada kertas kromatografi.

1.3.       Manfaat

Praktikum ini bermanfaat untuk menambah wawasan bagi para mahasiswa mengenai teknik kromatografi.

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kromatografi pertama kali dikembangkan oleh ahli botani dari Rusia M.S. Tswett (1872-1919) yang melakukan teknik pemisahan pigmen tanaman berwarna. Teknik ini kemudian dinamakannya “Chromatography” yang merupakan penggabungan dari dua suku kata dari bahasa Yunani, yaitu Chroma (Inggris: Colour) yang berarti warna dan Graphein (Inggris: to Write) yang berarti menulis. Jadi pada awalnya kromatografi berarti “menulis dengan warna” untuk mengindikasikan pita-pita warna yang teramati oleh Tswett dalam risetnya. Pada saat bersamaan, Tswett juga berhasil melakukan pemisahan bahan-bahan yang tidak berwarna dengan tekniknya tersebut (Rubiyanto, 2016). 

Kromatografi dapat diartikan sebagai salah satu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen (berupa molekul) yang berada pada larutan (McKay, 2010). Noda-noda warna dapat terurai karena larutan beserta komponen-komponen tinta bergerak keatas pita kertas saring yang dipengaruhi oleh daya tahan fase tetap sehingga memiliki jarak resapan yang berbeda-beda (Arif, 2013). Proses pemurnian menyebabkan komponen penyusunan warna terurai, komponen warna akan terpisah satu sama lain berdasarkan perbedaan daya serapnya pada kertas (Dewih, 2011).

Kromatografi memiliki banyak jenis, diantaranya kromatografi kertas, kromatografi cair, kromatografi lapis tipis, dan kromatografi kolom (Infiniti, 2020). Kromatografi kertas merupakan contoh kromatografi partisi dalam bentuk planar yang sudah sangat konvensional, selain itu juga mudah dan sederhana untuk dilaksanakan (Rubiyanto, 2016). Secara umum, kromatografi kertas dilakukan dengan menotolkan larutan yang berisi sejumlah komponen pada jarak 0,5 cm sampai 1 cm ditepi kertas, sistem ini akan terserap oleh kertas dan sebagai akibat dari gaya kapiler akan merambat sepanjang kertas (Klephone, 2012).

 

BAB III

PROSEDUR KERJA

3.1.       Tempat dan Waktu

Praktikum kromatografi dilaksanakan di Laboratorium Kimia pada 27 September 2016, pukul 09.30 - 11.30 WIB.

3.2.       Alat dan bahan

Alat dan bahan Kromatografi Kertas
Gambar 1. Alat dan Bahan Kromatografi Kertas

Alat yang digunakan dalam  praktikum  kromatografi  adalah kertas komatografi, gelas kimia, lidi, penggaris, dan pensil. Kertas kromatografi digunakan sebagai media penetesan tinta, gelas kimia digunakan untuk wadah aquades, lidi digunakan untuk meneteskan tinta pada kertas, penggaris digunakan untuk membuat garis. Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu tinta biru, merah, hijau, dan Aquades. Tinta (merah, biru,dan hijau) digunakan untuk bahan utama kromatografi, sedangkan Aquades digunakan untuk merendam kertas kromatografi.

3.3.       Prosedur Kerja

Prosedur Kromatografi Kertas
Gambar 2. Titik tinta, Pencelupan kertas, Hasil Kromatografi

Buatlah garis dengan pensil 1 cm dari ujung bahan kertas kromatografi (semacam kertas saring). Buatlah titik dengan tinta hijau di tengah garis itu. Buat titik dengan tinta lain di sebelah kiri dan di sebelah kanan titik hijau padak jarak 2 cm. Biarkan titik itu menjadi kering. Gulung kertas sehingga membentuk silinder. Tempatkan kertas dalam gelas kimia yang berisi air setinggi 1 cm, sehingga ujung kertas tercelup dalam air (jaga sehingga titik tinta tidak tercelup/terendam dalam air). Biarkan air merambat ke bagian atas kertas. Beri tanda batas rambatan air. Perhatikan noda-noda zat warna dalam tinta. Biarkan kertas saring menjadi kering. Ukur jarak batas air dan jarak tiap noda zat warna, dari garis pensil pada ujung bawah kertas. Buat kromatografi dari titik tinta yang tidak dikenal, misalnya campuran dua macam tinta. Hitung harga pembanding kedua jarak dengan rumus = Jarak noda : Jarak Air.

 

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh, maka dapat diketahui bahwa campuran pada tinta dapat dipisahkan dan diidentifikasi melalui kromatografi. Berikut adalah gambar hasil kromatografi:

Kromatografi Kertas
Gambar 3. Hasil Kromatografi

Berdasarkan gambar juga dapat dilihat bahwa tinta yang berwarna merah, hijau, dan biru dapat merambat di kertas kromatografi yang telah di celup air.  Komponen penyusun warna tinta merambat keatas, mengikuti arah larutan yang terserap oleh kertas. Hal ini sesuai dengan McKay (2010) yang menyatakan bahwa kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen (berupa molekul) yang berada pada larutan. Klephone (2012) juga menyatakan bahwa secara umum kromatografi kertas dilakukan dengan menotolkan larutan yang berisi sejumlah komponen pada jarak 0,5 cm sampai 1 cm ditepi kertas, sistem ini akan terserap oleh kertas dan sebagai akibat dari gaya kapiler akan merambat sepanjang kertas.

Berikut ini adalah hasil yang diperoleh dari praktikum kromatografi:

Tabel 1. Hasil Kromatografi Kertas

Warna Tinta

Warna Noda

Merah

1.      Merah Tua

= 3,5 cm/0,5 cm = 7 cm

2.      Merah Jambu

= 2,5 cm/0,5 cm = 5 cm

3.      Merah Pudar

= 2 cm/0,5 cm = 4 cm

4.      Putih

= 1 cm/0,5 cm = 2 cm

Biru

1.      Biru Tua

= 0,5 cm/0,5 cm = 1 cm

2.      Putih

= 5,4 cm/0,5 cm = 10,8 cm

3.      Biru Tua(Pudar)

= 0,5 cm/0,5 cm = 1 cm

4.      Biru laut

= 0,6 cm/0,5 cm = 1,2 cm

Hijau

1.      Hijau Menguning

= 1,7 cm/0,5 cm = 3,4 cm

2.      Memutih

= 2,5 cm/0,5 cm = 5 cm

3.      Hijau Transparan

= 1,5 cm/0,5 cm = 2 cm

4.      Biru Muda

= 1,8 cm/0,5 cm = 3,6 cm

  Berdasarkan pengamatan, warna tinta yang merambat juga bervariasi, dari biru, biru tua, biru tua (pudar), dan biru laut, begitu pula pada tinta warna lain. Warna tinta terurai menjadi banyak warna noda. Hal ini disebabkan karena tinta bergerak keatas yang dipengaruhi oleh adanya rambatan dari air. Rubiyanto (2016) menyatakan bahwa  cairan dapat naik ke atas karena gaya kapilaritas lebih besar daripada gaya gravitasi yang menahannya. Selanjutnya Arif (2013) menyatakan bahwa noda-noda tersebut dapat terurai karena larutaan beserta komponen-komponen tinta bergerak keatas pita kertas saring yang dipengaruhi oleh daya tahan fase tetap sehingga memiliki jarak resapan yang berbeda-beda. Hal ini sesuai pula dengan pendapat Dewih (2011) yang menyatakan bahwa warna – warna yang terurai ini akibat dari proses pemurnian yang merupakan komponen satu warna yang menyebabkan komponen penyusunan warna terurai, komponen warna akan terpisah satu sama lain berdasarkan perbedaan daya serapnya pada kertas.

 

BAB V

PENUTUP

5.1.       Kesimpulan

Prinsip kromatografi kertas adalah absorpsi dan kepolaran. Warna-warna dapat terurai akibat dari proses pemurnian. Naiknya air menyebabkan komponen penyusun warna terurai. Perbedaan kelarutan akan mengakibatkan kecepatan bergerak komponen-komponen dalam kertas juga berbeda.

5.2.       Saran

Dalam melaksanakan kegiatan di laboratorium, sebaiknya agar tetap menjaga keamanan dan keselamatan kerja dengan menggunakan alat pelindung yang memadai seperti masker, sarung tangan, baju  praktikum, dan peralatan pendukung lainnya.

 DAFTAR PUSTAKA

 

Arif,. 2013. Praktikum Kimia Dasar I Kromatografi.http://kimiarif.blogspot.co.id/2013/08/praktikum-kimia-dasar-i-kromatografi.html. Diakses pada hari Minggu, tanggal02 Oktober 2016. Pukul 10.08 WIB.

 

Dewih, R. 2011. Pemisahan Campuran Kromatografi Kertas. http://rahmadewih.blogspot.co.id/2011/11/pemisahan-campuran-kromatografi-kertas.html. Diakses pada hari minggu, tanggal 02 Oktober 2016.

 

Infiniti. 2020. Pengertian Kromaografi dan Jenis-Jenisnya. https://ibs.co.id/id/pengertian-kromatografi-dan-jenis-jenisnya/amp/ Diakses pada hari Sabtu,tanggal 16 Januari 2021. Pukul 15.21 WIB.

 

Klephone, D. 2012. Kromatografi. http://dheon.klephone.blogspot.co.id/2012/04/kromatografi.html. Diakses pada hari Minggu, tanggal 02 oktober 2016. Pukul 09.44 WIB.

 

McKay, P. 2010. An Introduction to Chromatography dalam: Wikipedia. Kromatografi. https://id.m.wikipedia,org/wiki/kromatografi#:~:text=kromatografi%20adalah%20suatu%20teknik%20pemisahan,kolom%20yang%20merupakan%20fase%20diam. Diakses pada hari Minggu, tanggal 02 Oktober 2016. Pukul 09.28 WIB.

 

Rubiyanto, D. 2016. Teknik Dasar Kromatografi.Yogyakarta:Deepublish.

 

Triwahyuni, E dan E. Susilowati. 2005. Identifikasi Zat Warna Sintetis pada Agar-agar Tidak Bermerk yang Dijual di Pasar Doro Pekalongan dengan metode kromatografi kertas. Jurnal Litbang. Universitas Muhammadiyah. Semarang.

 

Winarno, F.G. 1989. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta:Gramedia

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biokimia_Protein (Kelarutan Asam Amino dan Uji Ninhidrin)

Biokimia_Karbohidrat (Uji Peragian dan Uji Iodin)

Pemeriksaan Kesegaran Air Susu